Minggu, 08 Maret 2015

[Story About Us : 1] Bidadari berkaca mata

Tepat pukul 12 di sabtu malam.
ku rebahkan badan diatas kasur. kasur satu-satunya di kamar kos dengan lebar kurang lebih 1 meter dan berlapiskan sebuah alas yang kusam berwarna biru. hanya terdapat satu bantal penyangga kepala. terdengar bunyi khas per penyangga kasur saat ku jatuhkan badan di atasnya. raga ini sudah beri isyarat untuk di istirahatkan akibat aktivitas seharian di salah satu hari yang panjang.
kamar kos ini kadang terasa seperti penjara, sisi-sisinya hanya ada beton dengan cat hijau pudar yang diterangi satu bohlam lampu kuning redup. hanya ada satu jendela tepat di samping tempat tidur. bintang-bintang samar terlihat dari kain tipis berwarna putih dengan motif lubang-lubang bulat kecil simetris sebagai penutup jendela. ada lemari tua tempat bertumpuknya pakaian, lemari tersebut bertumpu pada tembok di salah satu sisi pojok kos. Televisi sibuk dengan acaranya sendiri, ku nyalakan hanya sebagai pengalihan perhatian bahwa aku benar-benar sendirian di kamar sempit ini. alam khayal mulai me-replay segala sesuatu yang telah terjadi hari ini, satu persatu peristiwa mulai silih berganti bagaikan sebuah video yang tak berhenti berjalan, tanpa jeda tanpa iklan. khayalanku mulai perlahan terhenti pada satu sosok manis, mata indahnya terlapisi kacamata minimalis.
tawa itu mulai terlintas, candanya merayu manja dipikiran, sepertinya ini akan menjadi malam yang panjang teman jika ku habiskan untuk memikirkan dirinya.
acap kali mata mencoba terpejam, tapi perlahan lintas kenang senyumnya mulai menggoda malam. semakin aku terpejam semakin jelas momen-momen tersebut. momen ini terlalu indah untuk berlalu sesegera mungkin. tak banyak sebenarnya kicau antara kita, aku lebih banyak diam saat bertemu. aku terlalu sibuk memperhatikan setiap detail sosoknya. wajahnya, gaya bicaranya, posisi duduknya, cara makannya, cara dia pegang sendok, dan segala gerak-geriknya. bahkan saat saus kari menempel tipis di bawah bibirnya itu terlihat sangat imut, rasanya ingin aku berlari mengambil tisu lalu membersihkan pelan bagian tersebut. tapi semua itu itu hanya bagian nakal dari khayalanku, kenyataanya, aku hanya duduk manis di seberangnya terpisahkan meja kayu tempat kita makan. sedangkan dia sibuk ngobrol tentang bisnis dengan Nara, partner kerjaku di kantor. terkadang dia balas menatapku, dengan sigap aku mengalihkan pandangan seolah-olah sibuk dengan smartphone yang sebenarnya hanya menampilkan bagian wallpaper dengan layar terkunci.

"Dalam diam aku tertegun, mulut terkunci saat hati berpujangga ucap kalimat-kalimat Tentang Kita"

sosok itu manis, smart, dan berkacamata. badan yang proporsional menggunakan baju jeans yang rapi. rambut hitam panjang terikat indah kebelakang. ingin rasanya aku cubit-cubit pipi mulus itu. bukan aku nakal, hanya ingin membuktikan apakah benar dia juga manusia. karena dirinya lebih indah dari segala dongeng yang selama ini menggambarkan sosok bidadari. 

Setan mana lagi yang bersinggah ini? sudah lah, tak bosankah kau buatku kecewa dengan godaanmu?
cukuplah pada pandangan pertama aku mengaguminya, jangan kau bumbui nafsu hingga lebih harapku jadinya. bisikanmu tak berarti saat ini. benar dia indah, tapi baknya pelangi biar ku nikmati dia sementara dan segera sadarkanku jika momen itu sudah terlewati.

perlahan mataku mulai lelah, khayalan sudah terlihat semakin samar, kicauan presenter acara gosip malam itu sudah mulai tak terdengar jelas. tanpa tersadar mimpi sudah melahapku pulas malam ini.

...

4 komentar:

  1. Balasan
    1. terima kasih om udah nyempetin waktunya baca

      Hapus
  2. Bagus tulisannya, selamat datang di dunia menulis dan salam kenal
    Untuk bagian komen tolong ditambahkan pilihan untuk name & url sehingga bagi yg komen dari platform selain blogspot teridentifikasi.
    Salam: Edi Padmono

    BalasHapus
  3. Makasih om masukannya, blog nya masih polos belum diapa2in

    BalasHapus